MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING DAN COOPERATIVE LEARNING
Thursday, August 27, 2015
Add Comment
MODEL
PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING
DAN
COOPERATIVE LEARNING
Makalah ini
disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Model Pengajajaran
Kemahiran Berbahasa Arab
Dosen Pengampu Sigit Purnama, M.Pd., S.Pd.I.
Disusun
Oleh :
Soni Agus Setiawan 11420098
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2013
Konsep Model Pembelajaran Active Learning
Konsep Model Pembelajaran Active Learning
Konsep Model Pembelajaran Active Learning untuk PAI
1. Pengertian Model Pembelajaran Active Learning
Dalam proses belajar mengajar
diperlukan suatu model pembelajaran. Dimana dengan model pembelajaran tersebut
siswa bisa lebih aktif di dalam kelas dan nantinya dapat meningkatkan kualitas
belajar siswa. Seorang guru yang bertugas sebagai fasilitator harus pandai
memilih model pembelajaran yang cocok dengan karakteristik siswanya.
Dalam Islam, proses
pendidikan yang Islami secara tidak langsung telah diajarkan oleh Rasulullah
sebagi suri tauladan bagi umatnya. Semua yang dilakukan oleh Nabi adalah contoh
proses pendidikan Islam yang mengajarkan semua aspek kehidupan menuju kearah
perbaikan hidup di dunia dan akhirat. Sedangkan tugas manusia adalah menyeru
kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar dengan melalui proses
pendidikan (Islam) sebab dalam kegiatan tersebut mengandung ajakan, perintah
serata pemberian contoh yang dilakukan oleh seorang pendidik kepada peserta
didik, baik dalm dunia pendidikan maupun dalam kehidupan sosial.
Sebagimana firman Allah dalam Qs. An-Nahl ayat:
125
Ayat tersebut memberikan
pemahaman bahwa manusia diperintahkan untuk menyampaikan ajaran Islam melalui
proses pendidikan dengan cara bi al- hikmah (kebaikan), yakni dengan mempertimbangkan
karakteristik peserta didik. Jika tingkat kemampuan siswa tinggi maka metode
yang digunakan lebih menggunakan pada akal atau penalaran. Apabila tingkat
kemampuannya rendah maka metode yang digunakan adalah dengan maw’idhah (ceramah) dan apabila tingkat kemampuan siswa itu sedang maka dengan
menggunakan metode almujadalah (berdiskusi / tanya jawab). Hal ini diharapkan agar
dalam proses pembelajaran dapat lebih mudah difahami dan dimengerti oleh
peserta didik sehingga dalam kegiatan pembalajaran dapat berjalan dengan
optimal.
Pembelajaran aktif merupakan
model pembelajaran yang lebih banyak melibatkan peserta didik dalam mengakses
berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses
pembelajaran di kelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang
dapat meningkatkan kompetensinya. Selain itu, belajar aktif juga memungkinkan
peserta didik dapat mengembangkan kemampuan analisis dan sintesis serta mampu
merumuskan nilai-nilai baru yang diambil dari hasil analisis mereka sendiri.
Secara harfiah active learning maknanya adalah belajar aktif. Kebanyakan praktisi dan
pengamat menyebutnya sebagai model learning
by doing. Pendekatannya, memandang
belajar sebagai proses membangun pemahaman lewat pengalaman dan informasi.
Dengan pendekatan ini, persepsi, pengetahuan dan perasaan peserta didik yang
unik ikut mempengaruhi proses pembelajaran.
Model pembelajaran active learning merupakan salah satu model dalam belajar mengajar yang
bertujuan untuk meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan dengan memberdayakan
siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Sebagai mana yang dinyatakan oleh
A. Fatah Yasin, bahwa pembelajaran aktif (active learning) adalah suatu
proses pembelajaran dengan maksud untuk memberdayakan peserta didik agar
belajar dengan menggunakan berbagai cara atau strategi secara aktif.
Dalam hal ini proses
aktivitas pembelajaran didominasi oleh peserta didik dengan menggunakan otak
untuk menemukan konsep dan memecahkan masalah yang sedang dipelajari, disamping
itu juga untuk menyiapkan mental dan melatih keterampilan fisiknya. Hal senada
juga diungkapkan oleh Melvin L. Silberman, menurutnya bahwa agar belajar
menjadi aktif maka siswa harus menggunakan otak dengan cara mengkaji suatu
gagasan, memecahkan masalah dan menerapkan apa yang mereka pelajari selain itu
belajar aktif harus penuh semangat, bergerak leluasa dan berfikir keras (moving
about and thinking aloud).
Cara memberdayakan peserta
didik tidak hanya dengan menggunakan metode ceramah saja, sebagaimana yang
selama ini digunakan oleh para pendidik (guru) dalam kegiatan belajar mengajar.
Mendidik dengan ceramah selain akan menimbulkan rasa bosan, siswa akan sulit
untuk berkonsentrasi lebih lama, hal ini berdasarkan hasil sebuah penelitian
yang menunjukkan bahwa dengan metode caramah siswa kurang menaruh perhatian
selama 40% dari seluruh waktu pelajaran. Siswa dapat mengingat sebanyak 70 %
dalam sepuluh menit pertama, sedangkan dalam sepuluh menit terakhir meraka
hanya dapat mengingat 20 % materi pelajaran. Kenyataan ini sesuai dengan kata
mutiara yang diberikan oleh seorang filosof dari Cina, Konfusius. Yang
mengatakan bahwa” Apa yang saya dengar saya lupa, Apa yang saya lihat saya
ingat, Apa yang saya lakukan saya paham.”
Agar proses pembelajaran
aktif bisa berjalan dengan baik, maka seorang pendidik dituntut untuk
menggunakan dan menguasai strategi pembelajaran aktif. Strategi pembelajaran
aktif sangat diperlukan karena tiap peserta didik mempunyai cara belajar yang
berbeda-beda selain itu penggunaan strategi pembelajaran aktif bagi pendidik
akan sangat membantu atau memudahkan dalam mengajar.
Memang model pembelajaran active learning merupakan konsep yang sukar didefinisikan secara
tegas, sebab semua cara belajar itu mengandung unsur keaktifan dari peserta
didik, meskipun kadar keaktifannya berbeda. Keaktifan dapat muncul dalam
berbagai bentuk sebagaimana yang telah dikemukakan di atas. Akan tetapi,
kesemuanya itu harus dikembalikan kepada suatu karakteristik keaktifan yang
mencerminkan dari active learning itu sendiri yaitu keterlibatan intelektual, emosional
dalam kegiatan belajar-mengajar yang bersangkutan, asimilasi akomodasi kognitif
dalam pencapaian pengetahuan, perbuatan serta pengalaman langsung terhadap
baliknya (Feed Back) dalam pembentukan ketrampilan dan penghayatan serta
internalisasi dan nilai-nilai dalam pembentukan sikap.
Bertitik tolak dari uraian di
atas, maka diambil suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan model
pembelajaran active learning adalah salah
satu cara atau model pembelajaran yang menuntut keaktifan dan partisipasi
peserta didik dalam setiap kegiatan belajar mengajar seoptimal mungkin,
sehingga peserta didik mampu mengubah tingkah lakunya secara efektif dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Ciri-Ciri Model Pembelajaran Active Learning
Ada beberapa ciri yang
terdapat dalam proses belajar mengajar aktif antara lain:
1. Situasi kelas yang merangsang siswa melakukan kegiatan
belajar secara bebas, dan terkendali.
2. Guru tidak mendominasi pembicaraan, tetapi lebih
banyak memberikan rangsangan berpikir kepada siswa untuk memecahkan masalah.
3. Situasi dan kondisi kelas tidak kaku terikat dengan
susunan yang mati, tetapi sewaktu-waktu dapat diubah sesuai dengan kebutuhan
siswa.
4. Hubungan guru dengan siswa sifatnya mencerminkan
hubungan manusiawi yang sifatnya membimbing.
5. Kegiatan belajar siswa bervariasi
6. Belajar tidak hanya dilihat atau diukur dari segi
hasil yang dicapai siswa tetapi juga dilihat dan diukur dari segi proses
belajar yang dilakukan oleh siswa.
Ciri-ciri di atas merupakan
sebagian kecil dari hakikat belajar siswa aktif dalam praktek pengajaran. Untuk
dapat mewujudkan ciri-ciri di atas perlu pemahaman dan pengaplikasian strategi
mengajar yang baik.
3. Langkah-Langkah Penerapan Model Pembelajaran Active Learning
Berikut adalah beberapa strategi pembelajaran
aktif untuk pelajaran PAI yang dicocokkan dengan karakteristik PAI, peserta
didik, guru dan media atau alat peraga yaitu:
- SEMUA ADALAH PENDIDIK ATAU GURU (EVERYONE IS
TEACHER HERE)
Yaitu strategi yang digunakan oleh pendidik
dengan maksud untuk mendapatkan partisipasi kelas secara keseluruhan dan secara
individual dan juga untuk memberi kesempatan kepada sitiap siswa untuk berperan
sebagai guru bagi kawan-kawannya. Dengan strategi ini, diharapkan agar siswa
yang pasif dapat ikut terlibat dalam pembelajaran aktif.
Berikut langkah-langkah penerapanya:
a.
Bagikan secarik kertas pada seluruh siswa. Setiap siswa diminta
untuk menuliskan satu pertanyaan tentang materi yang sedang dipelajari di kelas
atau sebuah topik khusus yang akan didiskusikan di dalam kelas.
b.
Kumpulkan kertas, acak kertas tersebut kemudian bagikan kepada
setiap siswa. Pastikan siswa tidak menerima tulisannya sendiri. Minta mereka
membacakannya dalam hati serta mencari jawabannya.
c.
Minta siswa secara sukarela untuk membacakan pertanyaan tersebut
dan menjawabnya.
d.
Setelah jawaban diberikan mintalah siswa lainnya untuk
menambahkan dan lanjutkan sukarelawan berikutnya.
- MEMPRAKTIKAN
MATERI YANG DIAJARKAN
URAIAN SINGKAT
Adakalanya
sejumlah konsep atau prosedur masih belum bisa dipahami, betapapun gamblangnya
penjelasan verbal atau visual yang anda berikan satu cara untuk membantu
membangun gambaran tentang materi yang diajarkan adalah dengan meminta sejumlah
siswa untuk mempraktikkan atau menerapkan prosedur yang anda jelaskan
Prosedur
- Pilihlah
sebuah konsep ( atau sejumlah konsep terkait) atau prosedur yang bisa anda
gambarkan dengan memperagakannya
- Beberapa
contoh meliputi
·
Penyusunan kalimat
·
Menemukan persamaan
·
Sirkulasi jantung
·
Arsitektur gotik
- Gunakan
salah satu dari beberapa metode berikut ini
·
Perintahkan beberapa siswa untuk maju ke
depan kelas dan tugaskan mereka untuk menstimulasikan aspek fisik dari konsep
atau prosedur yang tengah anda terangkan
·
Buatlah kartu besar yang mencantumkan
bagian-bagian dari suatu prosedur atau konsep. Berikan kartu-kartu itu kepada
sejumlah siswa yang memegang kartu tersebut sedemikian rupa agar kartu tersebut
sedemikian rupa agar kartu itu berurutan dengan benar
·
Buatlah drama yang meminta siswa
memperagakan materi yang anda ajarkan
·
Tunjukanlah beberapa siswa untuk
mempraktikkan prosedur itu setahap demi setahap
·
Diskusi drama pembelajaran yang telah
anda buat kemukakan inti pengajaran apapun yang ingin anda sampaikan.
Variasi
1. Rekamlah
sekelompok siswa yang memperagakan konsep atau prosedur tersebut menggunakan
kamera video dan perlihatkan kepada seluruh siswa
2.
Perintahkan siswa untuk membuat tata
cara memperagakan konsep atau prosedur tanpa arahan dari anda.
3.
- DEBAT
AKTIF (ACTIVE DEBATE)
Debat bisa menjadi satu metode berharga yang
dapat mendorong pemikiran dan perenungan terutama kalau peserta didik
diharapkan dapat mempertahankan pendapat yang bertentangan dengan keyakinan
mereka sendiri. Strategi ini dapat diterapkan kalau guru hendak menyajikan
topik yang menimbulkan pro kontra dalam mengungkapkan argumentasinya.
Banyak kecakapan hidup yang dapat dilatih
dengan strategi ini antara lai kemampuan berkomunikasi dan mengkomunikasikan
gagasannya kepada orang lain.
Adapun langkah-langkah penerapannya:
- Kembangkan sebuah pernyataan
yang kontroversial yang berkaitan dengan materi perkuliahan
- Bagi kelas kedalam dua tim.
Mintalah satu kelompok berperan sebagai pendukung”pro” dan kelompok lain
menjadi penentang “kontra”.
- Minta setiap juru bicara
masing-masing kelmpok untuk memaparkan argumantasinya.
- Setelah itu hentikan debat dan
kembali ke kelompok. Setiap kelompok memilih jubirnya dan usahakan untuk
bergantian.
- Lanjutkan kembali debat. Yang
lain dapat memberikan catatan untuk mendukung argumantasi kelompoknya.
- Pada saat yang tepat akhiri
debat, tidak perlu menentukan kelompok mana yang menang
Minta kepada peserta didik untuk
mengidentifikasi argumen yang paling baik menurut mereka.
- STAD
(STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS)
STAD merupakan tipe Pembelajaran kooperatif dikembangkan
oleh Slavin. Tipe ini didesain untuk
memotivasi para siswa agar kembali antusias dan saling menolong untuk
mengembangkan keterampilan yang diajarkan oleh guru”. Menurut Mohamad Nur pada
model ini siswa dikelompokkan dalam tim dengan anggota empat siswa pada setiap
tim. Dimana tim dibentuk secara heterogen. Model pembelajaran STAD lebih
menekankan kepada pembentukan kelompok. menurut tingkat kinerja, jenis kelamin,
dan suku. Kelompok yang dibentuk nantinya akan berdiskusi untuk menyelesaikan
suatu permasalahan. Oleh karena itu model pembelajaran STAD dapat membuat siswa
untuk saling menolong dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang di hadapi.
Selain itu juga Metode STAD juga merupakan salah satu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan teori Psikologi sosial. Dalam teori ini sinergi yang muncul dalam kerja kooperatif menghasilkan motivasi yang lebih daripada individualistik dalam lingkungan kompetitif. Kerja kooperatif meningkatkan perasaan positif satu dengan lainnya, mengurangi keterasingan dan kesendirian, membangun hubungan dan menyediakan pandangan positif terhadap orang lain. Model ini mempunyai beberapa kelebihan antara lain didasarkan pada prinsip bahwa para siswa bekerja bersama-sama dalam belajar dan bertanggung jawab terhadap belajar teman-temannya dalam tim dan juga dirinya sendiri, serta adanya penghargaan kelompok yang mampu mendorong para siswa untuk kompak, setiap siswa mendapat kesempatan yang sama untuk menunjang timnya mendapat nilai yang maksimum sehingga termotivasi untuk belajar.
Langkah-langkah
Model Pembelajaran STAD.
- Membentuk
kelompok yang anggotanya empat atau enam orang secara heterogen bisa menurut
prestasi, jenis kelamin, suku, dan sebagainya.
- Guru
menyajikan pelajaran yang akan diajarkan.
- Guru
memberi tugas pada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota
kelompok.
- Guru
memberi kuis/ pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis
tidak boleh saling membantu.
- Memberi
evaluasi.
- Kesimpulan.
Dalam
referensi lain, angkah-langkah penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD
adalah:
- Guru
menyampaikan materi pembelajaran atau permasalahan kepada siswa sesuai
kompetensi dasar yang akan dicapai.
- Guru
memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individual sehingga akan
diperoleh skor awal.
- Guru
membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa dengan
kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang, dan rendah). Jika mungkin
anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda tetapi tetap
mementingkan kesetaraan jender.
- Bahan
materi yang telah dipersiapkan didiskusikan dalam kelompok untuk mencapai
kompetensi dasar. Pembelajaran kooperatif tipe STAD biasanya digunakan
untuk penguatan pemahaman materi.
- Guru
memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan
penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.
- Guru
memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individual.
- Guru
memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan
hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya
(terkini).
Pada model pembelajaran STAD, tim yang
terbaik akan mendapatkan sebuah penghargaan. Menurut Mohamad Nur (2008: 5-6),
penghargaan diberikan pada tim dengan kriteria tertentu. Kriteria itu dapat
diambil dari skor tim, kekompakan tim dalam bekerja sama, saling membantu teman
satu tim dalam mempelajari materi, dan saling memberi semangat kepada teman
satu tim untuk melakukan yang terbaik. Mohamad Nur (2008: 6) juga menyatakan
bahwa “ide utama di balik STAD adalah untuk memotivasi siswa saling memberi
semangat dan membantu dalam menuntaskan keterampilan-keterampilan yang
dipresentasikan guru”.
- CURAH
PENDAPAT (BRAINSTORMING) DAN SELEKSI PENDAPAT (ELISITASI)
Yaitu strategi yang digunakan oleh pendidik
dengan maksud meminta peserta didik untuk mencurahkan pendapatnya atau
memunculkan ide atau gagasan secara lisan. Curah pendapat dapat menjadi pembuka
dari sejumlah kegiatan. Kegiatan ini perlu dikendalikan oleh pendidik tetapi
tidak membatasi semua gagasan atau pendapat yang muncul dari peserta didik,
kemudian di Elistasi atau dipilih jawabannya yang dianggap benar dan cocok.
Adapun Langkah-langkah penerapanya:
a. Mulailah
dengan mengajukan suatu ide atau gagasan.
b. Peserta
didik diminta menuangkan pendapatnya dengan cara menuliskan beberapa kata atau
kalimat penting di papan tulis.
c. Setelah
ditemikan jawaban dari semua siswa, kemudian siswa diminta untuk menentukan
menakah gagasan yang disetujui.
d. Pendidik
sudah memiliki kata kunci jawabannya.
- DUA
TINGGAL DUA TAMU (TWO STAY TWO STRAY).
o
Dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992).
o
Dapat digunakan bersama dengan Teknik
Kepala Bernomor.
o
Bisa digunakan dalam semua mata
pelajaran dan untuk semua tingkatan
o
usia anak didik.
o
Memberi
kesempatan kepada kelompok untuk
membagikan hasil dan informasi dengan
kelompok lain.
o
Banyak
kegiatan belajar mengajar
yang diwarnai dengan kegiatan-kegiatan individu.
o
Siswa bekerja sendiri dan
tidak diperbolehkan melihat pekerjaan siswa yang lain. Ada hal kenyataan
hidup di luar sekolah kehidupan dan
kerja saling bergantung satu dengan yang lainnya. Christophorus Columbus
tidak akan menemukan
benua Amerika jika
tidak tergerak oleh penemuan Galileo
Galilei yang menyatakan
bahwa bumi itu
bulat. Einstein pun mendasarkan teori pada teori Newton.
CARANYA:
1.
Siswa bekerja sama dengan kelompok
berempat seperti biasa.
2.
Setelah
selesai, 2 orang
dari masing-masing kelompok
akan meninggalkan
kelompoknya dan masing-masing bertamu
ke dua kelompok.
3.
Dua orang yang tinggal
dalam kelompok bertugas membagikan
hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka.
4.
Tamu
mohon diri dan
kembali ke kelompok
mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok
lain.
5.
Kelompok mencocokkan dan membahas
hasil-hasil kerja mereka.
- THE
COMPANY YOU KEEP
Metode ini
digunakan untuk membantu siswa sejak awal agar lebih mengenal satu sama lain
aktivitas kelas bergerak dengan cepat dan amat menyenangkan.
Langkah – langkahnya adalah :
1. buatlah
datar kategori yang anda pikir mungkin tepat dalam sebuah kegiatan untuk lebih
mengenal pelajaran yang anda ajar. Kategori-kategori tersebut meliputi :
a. Bulan
kelahiran
b. Orang
yang suka atau tidak suka suatu objek
c. Kesukaan
seseorang
d. Tangan
yang digunakan untuk menulis
e. Warna
sepatu
f.
Setuju atau tidak dengan beberapa pernyataan opini
tentang sebuah isi hangat (misalnya “Jaminan pemeliharaan kesehatan hendaknya
bersifat universal”)
Catatan: Kategori dapat pula dikaitkan langsung dengan materi pelajaran yang diajarkan
Catatan: Kategori dapat pula dikaitkan langsung dengan materi pelajaran yang diajarkan
2. Bersihkan
ruang lantaiagar peserta didik dapat berkeliling dengan bebas
3. Sebutkan
sebuah kategori. Arahkan para peserta didik untuk menentukan secepat mungkin
semua orang yang akan mereka kaitkan dengan kategori yang ada. Misal para
penulis dengan tangan kanan dan penulis dengan tangan kiri akan terpisah
menjadi dua bagian.
4. Ketika
para peserta didik telah membentuk kelompok-kelompok yang tepat, mintalah
mereka berjabatan tangan dengan teman yang mereka jaga. Ajaklah semua untuk
mengamati dengan tepat berapa banyak otang yang ada di dalam kelompok-kelompok
yang berbeda.
5. Lanjutkan
segera pada kategori berikutnya. Jagalah peserta didik tetap bergerak dari
kelompok ke kelompok ketika anda mengumumkan kategori-kategori baru.
6. Kumpulkan
kembali seluruh kelas. Diskusikan perbedaan peserta didik yang muncul dari
latihan itu.
- JIGSAW
Jigsaw
learning merupakan sebuah teknik yang dipakai secara luas yang memiliki
kesamaan dengan teknik “ pertukaran kelompok (group to group exchange) dengan
suatu perbedaan penting : setiap peserta didik mengajarkan sesuatu. Ini adalah
alternative yang menarik, ketika ada materi yang dipelajari dapar disingkat
atau dipotong dan disaat bagian yang harus diajarkan sebelum yang lain-lain.
Setiap kali peserta didik mempelajari sesuatu yang dikombinasi dengan materi
yang telah dipelajari oleh peserta didik lain, buatlah sebuah kumpulan
pengetahuan yang bertalian atau keahlian.
- Teknik
mengajar Jigsaw dikembangkan oleh
Aronson sebagai metode Cooperative Learning. Teknik ini
bisa digunakan dalarn
pengajaran membaca, menulis,mendengarkan, ataupun berbicara
yang kemudian digabungkan menjadi satu.
- Pendekatan ini
bisa pula digunakan dalam beberapa
mata pelajaran, seperti ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial,
matematika, agama, dan bahasa.
- Teknik
ini cocok untuk semua kelas/tingkatan.
- Dalam teknik
ini, guru memperhatikan skernata atau
latar belakang pengalaman
siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran
menjadi lebih bermakna.
- Selain itu,
siswa bekerja dengan sesamna siswa dalam suasana gotong - royong dan mempunyai banyak
kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan
berkomunikasi.
CARANYA:
- Kelas diatur kedalam sejumlah
kelompok kira-kira tiap kelompok ada enam anggota.
- Tugas diberi kedalam jumlah
bagian yang sama dengan topik yang berbeda-beda.
- Di dalam tiap kelompok, setiap
siswa meneliti satu dari pertanyaan yang berbeda-beda itu.
- Kelompok menugaskan tugas
khusus untuk anggota-anggota kelompok pangkalan atau membiarkan kelompok
berunding diantara mereka mengenai siapa yang akan melakukan apa.
- Apa hasil kesimpulan dari
masing-masing topik bacaan tersebut, setelah selesai meneliti dan
membacanya. Kemudian peserta didik disuruh menguraikan atau membacakan.
Selain
dari langkah di atas ada juga langkah yang lain untuk melakukan Jigsaw yaitu :
- Pengajar
membagi bahan pelajaran yang akan diberikan menjadi empat bagian.
- Sebelum
bahan pelajaran diberikan,
pengajar memberikan
pengenalan mengenai topik yang akan dibahas dalam bahan pelajaran untuk
hari itu. Pengajar bisa menuliskan topik di papan tulis dan menanyakan apa
yang siswa ketahui mengenai topik
tersebut. Kegiatan brainstorming ini dimaksudkan untuk mengaktifkan skemata
siswa agar lebih siap menghadapi bahan pelajaran yang baru.
- Siswa
dibagi dalam kelompok berempat.
- Bagian pertama bahan
diberikan kepada siswa
yeang pertama. Sedangkan
siswa yang kedua menerima bagian yang kedua. Demikian seterusnya.
- Kemudian, siswa
disuruh
membaca/mengerjakan
bagian mereka masing-masing.
- Setelah selesai, siswa
saling berbagi mengenai bagian
yang dibaca/dikerjakan masing-masing. Dalarn kegiatan ini, siswa
bisa saling melengkapi dan berinteraksi antara satu dengan yang lainnya.
- Khusus untuk
kegiatan membaca, kemudian pengajar membagikan bagian cerita
yang belum terbaca
kepada masingmasing siswa.
Siswa membaca bagian tersebut.
- Kegiatan ini
bisa diakhiri dengan
diskusi mengenai topik dalam bahan pelajaran hari itu.
Diskusi bisa dilakukan antara ,,,pasangan atau dengan seluruh kelas.
Variasi:
Jika tugas
yang dikerjakan cukup
sulit, siswa bisa
membentuk Kelompok Para Ahli.
Siswa berkumpul dengan
siswa lain yang mendapatkan bagian yang sama dari
keliompok lain. Mereka bekerja sama
mempelajari/mengerjakan bagian tersebut.
Kemudian, masing-masing siswa
kembali ke kelompoknya sendiri
dan membagikan apa yang telah
dipelajarinya kepada rekan-rekan dalam kelompoknya.
0 Response to "MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING DAN COOPERATIVE LEARNING"
Post a Comment