MAJAZ LUGHAWI 1: Majaz Mursal dan Pembagiannya
Thursday, August 27, 2015
Add Comment
Makalah
MAJAZ LUGHAWI
1:
Majaz Mursal
dan Pembagiannya
Disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Balaghah 2 yang diampu oleh
Bapak Agung Setyawan, M.Pd.
Disusun oleh kelompok
8 dengan anggota kelompok:
Noer Hasanatul Hafshaniyah (11420093)
Mukhrodi (11420088)
Aslikhatul
Lathifah (11420087)
Arinal Husna
(11420091)
JURUSAN
PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
YOGYAKARTA
2014
A. تَعْرِيْفُ الْاِسْتِعَارَةِ
الْأِسْتِعَارَةُ هِىَ مَجَازٌ عَلَاقَتُهُ
الْمُشَابَهَةُ كَقَوْلِهِ تَعَالَى : كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ اِلَيْكَ لِتُخْرِجَ
النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ اِلَى النُّوْرِ اَىْ مِنَ الظَّلَالِ اِلَى الْهُدَى.
فَقَدِ اسْتَعْمِلَتْ الظُلُمَاتِ
وَالنُّوْرِ فِى غَيْرِ مَعْنَى هُمَاالْحَقِيْقِى. وَالْعَلَاقَةُ الْمُشَابَهَةُ
بَيْنَ الضَّلَالِ وَالظّلَامِ وَالْهُدَى وَالنُّوْرِ.
وَالْقَرِيْنَةُ مَا قَبْلَ ذَلِكَ.
وَأَصْلُ الْأِسْتِعَارَةُ تُشْبِيْهٌ حُدِفَ أَحَدُ طَرْفَيْهِ وَوَجْهُ شَبَهِهِ
وَأَدَوَاتُهُ.
وَالْمُشَبّهُ يَسَمَّى
مُسْتَعَرًالَهُ، وَالْمُشَبَّهُ بِهِ يُسَمَّى مُسْتَعَرًا مِنْهُ.
فَفِى هَذَالْمِثَالِ
الْمُسْتَعَارُلَهُ هُوَ الضَّلَالُ وَالْهُدَى. وَالْمُسْتَعَارُ مِنْهُ هُوَ
مَعْنَى الظَلَاِم وَالنُورِ، وَلَفْظُ الظّلُمَاتِ وَالنُّوْرِ يُسَمَّى
مُسْتَعَرًا.
B. تَقْسِيْمُ الْاِسْتِعَارَةِ
وَتَنْقَسِمُ الْأِسْتِعَارَةُ
اِلَى مُصَرَّحَةِ وَهِيَ مَا صَرَّحَ فِيْهَا بِلَفْظِ الْمُشَبِّهِ بِهِ كَمَا فِى قَوْلِهِ:
فَاَمْطَرَتَ لُؤْلُؤًا مِنْ نَرْجَسٍ
وَسَقَتْ # وَرْدًا وَ عَضَّتْ عَلَى الْعُنَّابِ بِالْبَرَدِ
فَقَدِ اسْتَعَارَ الُّلؤْلُؤَ
وَالنَّرْجَسَ وَالْوَرْدَ وَالْعِناَبَ وَالْبَرَدَ لِدُّمُوْعِ وَالْعُيُوْنِ
وَالْخُدُوْدِ وَالْاَناَمِلِ وَالْاَسْنَانِ. وَاِلَى مَكْنِيَّةِ وَهِيَ مَاحُذِفَ
فِيْهَا الشِّبْهُ بِهِ وَرُمِزَ اِلَيْهِ بِشَيْئٍ مِنْ لَوَازِمِهِ كَقَوْلِهِ
تَعَالَى (وَاحْفِظْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ) فَقَدِ
اسْتَعَارَ الطَّائِرُ لِلذُّلِّ ثُمَّ حُذِفَهُ وَدَلَّ عَلَيْهِ بِشَيْئٍ مِنْ
لَوِازِمِهِ وَهُوَ الْجَناَحُ وَاِثْبَاتُ الْجَناَحِ لِلذُّلِّ يُشَمُّوْنَهُ
اِسْتِعَارَةً تَخْلِيْلِيَّةً.
وَتَنْقَسِمُ
الْإِسْتِعَارَةُ إِلَي أَصْلِيَّةٍ وَهِيَ مَا كَانَ فِيْهَا الْمُسْتَعَارُ
إِسْمًاغَيْرُ مُشْتَقٍّ كَاسْتِعَارَةِ الظَّلَامِ لِلضَّلَالِ وَالنُّوْرِ
لِلْهُدَى. وَإِلَي تَبَعِيَّةٍ وَهِيَ مَاكَانَ الْمُسْتَعَارُ فِعْلًا أَوْ
حَرْفًا أَوْ إِسْمًا مُشْتَقًّا نَحْوُ: رَكِبَ فُلَانٌ كَتِفَيْ غَرِيْمِهِ أَيْ
لَازَمَهُ مُلَازَمَةً شَدِيْدَةً. وَقَوْلُهُ تَعَالَى: أُوْلَئِكَ عَلَى هُدًى
مِنْ رَبِّهِمْ أَيْ تَمَكَّنُوْا مِنَ الْحُصُوْلِ عَلَي الْهِدَايَةِ
التَّامَّةِ. وَ نَحْوُ قَوْلِهِ: وَلَئِنْ نَطَقْتُ بِشُكْرِ بِرِّكَ مُفْصِحًا-
فَلِسَانُ حَالِي بِالشِّكَايَةِ اَنْطَقُ أَيْ اَدَلُّ.
وَ
تَنْقَسِمُ اْلإِسْتِعَارَةُ إِلَى مُرَشَّحَةٍ وَ هِيَ مَا ذُكِرَ فِيْهَا مَلائِمُ
اْلمُشَبَّهِ بِهِ، نَحْوُ: أُولَئِكَ الَّذِيْنَ اشْتَرَوُاالضَّلاَلَةَ بِالهُدَى
فَمَا رَبِحَتْ تِجَارَتُهُمْ..فاَلإِشْتِرَاءُ مُسْتَعَارٌ لِلاِسْتِبْدَالِ وَذِكْرُ
الرِّبْحِ وَالتِّجَارَةِ تَرْشِيْخٌ وَإِلَى مُجَرَّدةٍ وَهِيَ الَّتىِ ذُكِرَ فِيْهَا
مَلاَئِمُ الْمُشَبَّهِ نَحْوُ: فَأَذَاقَهَا
الله لِبَاسَ الْجُوْعِ وَالْخَوْفِ.
اُسْتُعِيْرَ اللِّبَاسُ لِمَا غَشِيَ
اْلإِنْسَاَن عِنْدَ الْجُوْعِ وَالْخَوْفِ وَاْلإِذَاقَةُ تَجْرِيْدٌ لِذَلِكَ.
وَإِلَى مُطْلَقَةٍ وَهِيَ الَّتِي لَمْ
يُذْكَرْمَعَهَا مَلاَئِمٌ نَحْوُ: يَنْقُضُوْنَ عَهْدَ اللهِ.
وَلاَيُعْتَبَرُ التَّرْشِيْحُ وَالتَّجْرِيْدُإِلاَّ
بَعْدَ تَمَامِ اْلإِسْتِعَارَةِ بِالْقَرِيْنَةِ.
KATA
PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah yang telah memberikan kesempatan dan kesehatan kepada kami,
kelompok delapan sehingga kami dapat merampungkan makalah ini. Shalawat dan salam
semoga mengalir deras pada Nabi Muhammad saw. yang telah menuntun kita dari
alam kebodohan
menuju alam ilmiah.
Terima kasih kami sampaikan kepada
seluruh pihak yang turut berkotribusi dalam perampungan makalah dengan tema “Majaz
Lughawi 1: Majaz Mursal dan Pembagiannya” ini. Sebab makalah tidak akan
berhasil dirampungkan tanpa adanya bantuan dari banyak pihak tersebut, baik itu
berupa pinjaman referensi, sumbangan pemikiran ataupun tenaga, dan lain
sebagainya. Semoga segala kebaikan yang telah dilakukan, dipandang sebagai amal
shalih oleh-Nya. Amin.
Makalah yang kami susun ini, tentu
tidak terbebas dari berbagai bentuk kesalahan, baik itu dari segi sistematika
pembahasan, diksi, penulisan, penggunaan tanda baca, maupun dalam segi
koherensi isi serta ketajaman analisa. Maka terkait dengan hal ini, kami sangat
mengharapkan kritik-saran konstruktif yang bermanfaat bagi perbaikan makalah
selanjutnya.
Yogyakarta,
24 Pebruari 2014
A. PENGERTIAN MAJAZ ISTI’AROH
Dalam kajian
Etimologi, kata Isti’aroh adalah bentuk Masdhar dari kata “Ista’aro”
“Yasta’iru” “Istia’arotan” “Ista’ir”
Isti’aroh adalah majaz yang hubungannya berupa penyerupaan.
Penyerupaan tersebut baik dalam segi Sifat, penyerupaan maksud, makna maupun Haliah[1]-nya
(keadaan) tergantung Qorinah[2] yang
menyangkut terhadap teks tersebut.
Seperti Firman Allah SWT كِتَابٌ
أَنْزَلْنَاهُ اِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ اِلَى النُّوْرِ
اَىْ مِنَ الظَّلَالِ اِلَى الْهُدَى yang Artinya : “Inilah
kitab yang telah Kami turunkan kepada engkau, mengeluarkan manusia dari
kegelapan dan menunjukan pada cahaya, yakni kesesatan kepada kebenaran"
. Redaksi Al-Quran dalam contoh menyebutkan kata “الظُّلُمَاتِ” dan “النُّوْرِ”
dengan
pemaknaan yang tidak semestinya. Yang seharusnya dimaknai “kegelapan” dan
“cahaya”, akan tetap menggunakan makna “kesesatan” dan “kebenaran”.
Kedudukan kalimatnya adalah sebgai berikut:
المستعارمنه المستعارله
Pemaknaan Isti’aroh juga tidak serta merta dapat dimengerti secara
tekstual. Akan tetatpi perlu adanya interpretasi terhadap kata atau kalimat
tersebut. Dalam buku Ilmu Bayan dicontohkan رسى تتكلم بالدّرر artinya “ risa berbicara dengan bagus” walaupun
arti kata sesungguhnya dari Lafal الدّرر adalah Mutiara. Dan kata ini diasumsikan dan diserupakan sama
pada persamaan rupa bagusnya dan keindahannya.
B. PEMBAGIAN MAJAZ ISTI’AROH
Secara umum, majaz isti’aroh terbagi ke dalam 3
bagian, yaitu musharrohah, ashliyyah serta musyarrohah. Secara lebih spesifik,
berikut paparan dari masing-masing bagian tersebut:
1. Musharrohah dan makniyyah
Majaz isti’aroh musharrohah dapat dipahami sebagai sebuah majaz yang
musyabbah bih-nya menggunakan lafadz yang jelas. Contohnya:
فَاَمْطَرَتَ
لُؤْلُؤًا مِنْ نَرْجسٍ وَسَقَتْ # وَرْدًا وَ عَضَّتْ عَلَى الْعُنَّابِ
بِالْبَرَدِ
Kata لُؤْلُؤًا menunjukkan terhadap air mata, نَرْجسٍ menunjukkan terhadap mata وَرْدًا
menunjukkan terhadap pipi الْعُنَّابِ menunjukkan
terhadap air dan بَرَدِ
menunjukkan terhadap gigi.
Majaz
isti’aroh makniyyah majaz yang musyabbah bih-nya dibuang dan diganti dengan
sesuatu yang menjadi cirri khas atau identik dengan musyabbah bih tersebut.
Dalam hal ini, contohnya yaitu firman Allah yang berbunyi:
وَاحْفِظْ لَهُمَا
جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ
Kata الطَّائِرُ (burung) yang seharusnya ada kemudian
diganti dengan sesuatu yang menjadi cirri khasnya yaitu جَنَاحَ (sayap). Dan
ini dinamakan isti’aroh takhyiliyyah.
2. Ashliyyah dan taba’iyyah
Majaz isti’arah dapat
dibagi menjadi dua pula yakni isti’arah
Ashliyyah dan Isti’arah taba’iyyah. Pembagian keduanya dapat terjadi atau
dilakukan dan berlaku baik pada Isti’arah
tashrihiyyah ataupun makniyyah. Berikut penjelasannya:
a. Asliyah yakni musta’arnya berupa isim jamid
seperti meminjamkan kata الظلام untuk arti الضلال dan kata النور untuk arti الهدى.
b. Taba’iyah yaitu musta’arnya berupa fiil
atau isim musytaq. Contoh: ركب فلان كتفي غريمه ( Fulan, menaiki dua
pundak orang yang berutang kepadanya, maksudnya sangat memberatkannya. Dan
contoh Firman Allah: أولئك
على هدى من ربهم ( mereka itu ada diatas petunjuk
dari tuhan mereka). Maksudnya mereka telah mampu memperoleh petunjuk yang sempurna. Dan contoh
lagi: ولئن نطقتُ بشكر
برك مفصحا- فلسان حالي بالشكاية انطق. Artinya jika aku
dengan jelas menyatakan terimaksih tentang kebaikanmu – maka lisan keadaanku
lebih berbicara dengan keluhan. Kata انطق artinya ادلّ dan ادلّ artinya lebih menunjukkan.
3. Musyarrohah, mujarrobah dan muthlaqoh
a. Majaz mursalah musyarrohah yaitu isti’aroh
yang disebutkan di dalamnya kata yang
sesuai musysabbah bih. Contoh: اُولَئِكَ الَّذِيْنَ اشْتَرَوُ
الضَّلاَلَةَ بِالْهُدَى فَمَا رَبِحَتْ تِجَارَتُهُمْ
Artinya: mereka itu orang orang yang membeli kesesatan
dengan petunjuk, maka tidaklah beruntung perniagaan mereka itu.
Maka kata membeli dipinjamkan untuk arti mengganti , dan
penyebutan untung dan perniagaan adalah tarsyih.
b. Majaz mursalah mujarradah, yaitu: isti’aroh
yang disebutkan di dalamnya kata yang sesuai dengan musyabbahnya. Contoh:فَأَذَاقَهَا الله لِبَاسَ الْجُوْعِ وَالْخَوْفِ
Artinya: maka allah merasakan kepadanya pakaian, rasa lapar dan takut.
Kata لِبَاسٌdipinjamkan untuk arti sesuatu
yang mencekam manusia ketika lapar dan takut. Sedangkan kata أَذَاقَ/اِذَاقَةٌ
adalah tajrid untuk hal itu.
c. Majaz mursalah mutlaqoh: isti’aroh yang
tidak disebutkan kata kata tersebut di atas. Contoh: يَنْقُضُوْنَ عَهْدَ اللهِ
Artinya: mereka merusak perjanjian dengan allah. Dan tidak dikatakan tarsyih
dan tajrid kecuali jika sudah sempurnanya isti’aroh dengan qarinah.
0 Response to "MAJAZ LUGHAWI 1: Majaz Mursal dan Pembagiannya"
Post a Comment