ANEKA PENDEKATAN STUDI AGAMA PENDEKATAN DALAM STUDI ISLAM
Tuesday, August 18, 2015
Add Comment
NEKA PENDEKATAN STUDI AGAMA
PENDEKATAN DALAM STUDI ISLAM
1) Pendekatan Normatif
Pendekatan Normatif
adalah sebuah pendekatan yang lebih menekankan aspek normatif dalam ajaran
islam sebagaimana terdapat dalam Al-Qur’an maupun As-Sunnah.
Pendekatan dalam studi
islam telah melahirkan banyak karya yang berkaitan dengan tafsir, sunnah dan
keilmuan Naqli seperti fiqh, kalam, dan tasawuf.
2) Pendekatan Sejarah
Pokok denotatif diawali
dengan penjelasan islam sebagai gejala sosial atau fenomena yang menyejarah.
Prespektif ini mencoba memehami islam dalam sejarah turunnya dan penyebarannya
sebagai realitas sosial yangberada dalam konteks sosial, dan oleh karenanya ia
berinteraksi dengan realitas masyarakat ketiaka itu.
Latar Belakang Kehadiran Islam
Pada hakikatnya kehadiran
islam adalah dalam rangka merespon terhadap problematika masyarakat yang
berkembang kala itu. Ada dua hal yang di respon islam, yaitu:
1.
Prinsip ketauhidan yang
ditandai oleh banyaknya Tuhan-Tuhan, disampingnya juga maraknya praktik
menyimpang keaqidahan, penindasan dan pemasungan terhadap hak asasi manusia
2.
Kehadiran Muhammad SAW
sebagai pembawa Risalah-Nya, menjadi tokoh sentral oleh karena itu Ia dikenal
sebagai Al-Amain, yang dipercaya.
Pendekatan Sejarah dalam Studi Islam
berikut in pengertian
dan makna sejarah,hasil formulasi oemikran Mnqawim tentang studi Islam:
1.
Sejarah bukan mitos
2.
Sejarah bukan filsafat
3.
Sejarah bukan Ilmu Alam
Makna sejarah secara
positif:
1.
Sejarah itu ilmu tentang
manusia,
2.
Sejarah itu ilmu tentang
waktu,
3.
Sejarah itu ilmu tentang
sesatu yang mempunyai makna sosial, dan
4.
Sejarah itu ilmu tentang
sesuatu tertentu, satu-satunya dan terinci.
Ada lima tahap tentang
penelitian sejarah:
1.
Pemilihan topik,
2.
Pengumpulan sumber,
3.
Verifikasi pembukuan
tentang kritik sejarah, keabsahan smber, otentisitas dan kredibilitas
4.
Interpretasi, Analisa
dan Sintesa
5.
Penuliasn pengantar
hasil penelitian dan kesimpulan.
3) Pendekatan Sosiologi dan Antropologi
pendekatan antropologi
dalam studi islam adalah memahami islam sebagai fenomena yang menyejarah dalam
sosial dan budaya.
Pendekatan Sosiologi dan Antropologi dalam Studi Islam
Adalah mencoba mengkaji
keunikan karakter manusia muslim di berbagai tempat dan belahan bumi dimana
mereka menjalani hidupnya dengan berislam.melalui cara pemahaman itulah
diharapkan muncuk suatu kesadaran ternyata tiap individu memiliki sudut pandang
sendiri-sendiri didalam memahami ajaran agamanya.
Dalam kehidupan
masyarakat yang Plural, sikap dasar yang harus dikembangkan adalah sikap
bersedia untuk memahami perbedaan masing-masing masyarakat. Sehingga perbedaan
akan dipandang sebagai hak Fundamental dari setiap anggota masyarakat.
Selanjutnya, masyarakat itu sendiri yang menuntut kepada anggotanya untuk
menjaga, menghargai, dan menumbuhkan adanya perbedaan itu. Karena tanpa perbedaan
masyarakat itu akan berhenti bergerak dan mati.apalagi hal itu berkaitan dengan
pemahaman ajaran agama oleh masing-asing individu.
4) Pendekatan Hermeneutik
Fakhruddin Faiz
mencatat, pendefinisian perkembangan persepsi terhadap hermeneutik menunjukan
bagaimana kronologi pemahaman manusia terhadap model penafsiran.
Hermeneuterik adalah
suatu pemahaman terhadap pemahaman yang dilakukan oleh seseorang yang menelaah
proses asumsi-asumsi yang berlaku dalam pemahaman tersebut, termasuk
diantaranya konteks-konteks yang melingkupi dan mempengaruhi hal tersebut.
Setidaknya untuk dua tujuan, yaitu:
1.
Untuk meletakan hasil
pemahaman yang dimaksud dalam porsi dan proporsi yang sesuai
2.
Untuk melakukan sesuatu
reproduksi makna dari pemahaman terdahulu dalam bentuk kontekstualisasi
Model Penafsiran di dalam Memahami Ajaran Islam
Heremeneutik bertujuan
menghilangkan masteri yang terdapat dalam sebuah simbol dengan cara membuka
selubung-selubung yang menutupinya.
Kajian ini mencoba
menegaskan bahwa memahami teks secara keseluruhan dan tidak sepotong-potong
merupakan hal terpenting untuk mengetahui semangat dan kebenaran keterjalinan
antar ayat dalam Al-Qur’an(berbeda dengan Gadamer).
Setidakna ada 2 Rahman
dalam mengoprasionalkan metode hermeneutinya, yaitu; pertama,berpegang teguh pada prinsip-prinsip umum
kandungan Al-Qur’an.Kedua, mempertimbangkan latar
belakang masalah atau situasi objektif masa turunnya.
Heremeneutik Sebagai sistem interpretasi
Menuurut Riceour,
terdapat tiga langkah pemahaman, yaitu:
1.
Langkah simbolik( pemahaman
dari simbol ke simbol)
2.
Pemberian makna oleh
simbol serta penggalian yang cermat atas makna, dan
3.
Langak flosofis, yaitu
berfikir menggunakan simbol sebagai titik tolaknya.
5) Pendekatan Fenomenologi
Fenomenolaogi berusaha
menyajian filsafat sebagai metode yang pokok atau otonom, suatu sains akar(root
science) yang dapat mengbdi kesegala pengetahuan. Berlawanan dengan metode
sains obyektif, logika formal, dan metode dialetik yang megatasi rintangan.
Metode fenomenologi mulai dengan “orang yang mengetahui dan mengalami secara
apa adanya”, yakni orang yang melakukan persepsi atas dunianya.
Menurut Husserl, relitas
membutuhkan cara berada manusia didalam mengamati manusia sekelilingnya, jadi
realitas tidak berpisah begitu saja dari faktor manusianya. Tegasnya sifat
realitas itu membutuhkan keberadaan manusia nomena membutuhkan tempat
tinggal(unterkunft), ruang untuk berada, dan ruang itu adalah pikiran manusia.
6) Pendekatan Ilmu-Ilmu Kealaman
Fakta menunjukan, bahwa
sains(dalam konteks ilmu-ilmu kealaman) dan agama adalah dua hal yang semakin
memainkan peranan penting dalam kehidupan manusia.
Pendekatan Ilmi-Ilmu kealaman dalam studi islam
1.
Menyatakan bahwa agama
dilandaskan pada asumsi-asumsi apriri atau keyakinan, sedangkan sains tidak mau
menerima begitu saja segalasesuatu sebagai benar. Selain itu, agam terlalu
berlandas pada imajinasi liar, sedang sains bertumpu pada fakta yang dapat
diamati,
2.
Banyak ilmuan dan teolog
tidak menemukan adanya pertentangan antara agama dan sains. Menurut mereka,
masing-masingnya adalah valid meskipun hanya dalam batas ruang lingkup
penyelidikan mereka sendiri yang sudah jelas. Jadi kita tidak boleh menilai
agama dalam tolak ukur sains, ataupun sebaliknya,
3.
Tampaknya lebih mencoba
menggapai kejelasan suatu tahap guna mengupayakan suatu gambaran yang jelas dan
padu perihal pertautan antara sains dan agama. Pendekatan ini mengemukakan
bahwa pengetahuan ilmiah dapat memperluas cakrawala keyakinan religius dan
bahwa prespektif religius dapat memperdalam pemahaman kita tentang alam semesta,
dan
4.
Menegaskan bahwa bentuk
“konfirmasi” sama artinya atau sejajar dengan “mendukung”, atau juga
“memperkuat” satu sama lain. Bagi pendekatan ini, bahwa alam semesta ini adalah
suatu totalitas yang terbatas, koheren, rasional, dan tertata.
Berkaitan dengan studi
Islam, berbagai pemaparan tersebut, dapat dikaitkan dengan Al-Qur’an surat
Ali-Imran:190 dan191 yang menyatakan: “sesungguhna dalam penciptaan langit
dan bumi dan silih bergantinya malam dan sian terdapat tanda-tanda bagi
orng-orang yang berakal. Yaitu, orang-oarng yang mengingat Allah sambil
berdiri, duduk, atau dalam kesadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia. Maha suci Engkau, maka oeliharlah kami dari
siksa naraka”.
- PENDEKATAN ANTROPOLOGI
OLEH: DAVID N. Gellner
- Perkemabangan Historis Pendekatan Antropologis
Pemahaman tentang
antropologi selalu mengalami perubahan. Antropologi bermula pada abad XIX
sebagai penelitian terhadap asal usul manusia. Penelitian antropologi ini
mencakup pencarian fosil yang masih ada, dan mengkaji keluarga binatang yang
terdekat dengan manusia (primate) serta meneliti masyarakat manusia apakah yang
paling tua dan tetap bertahan (survive). Antropologi awal seperti juga hamper
seluruh intelektual abad XIX adalah evolusionis.
Pandangan tentang
sejarah dan masyarakat semacam ini memperoleh dukungan dari karya Darwin
tentang evolusi biologis. Antropologi awal terlibat dalam perdebatan sengit
tentang bentuk masyarakat manusia yang paling awal. Misalnya apakah mereka
dicirikan dengan perkawinan kelompok atau dengan matriarchal (perempuan
memegang kekuasaan diatas laki-laki). Tema antropologi feminis memfokuskan pada
cara-cara yang digunakan perempuan untuk mengatasi dan melawan posisi inferior
yang bagaimanapun juga hamper selalu meimpa mereka diberbagai masyarakat.
- Karakteristik Dasar Pendekatan Atropologi
Salah satu konsep kunci
terpenting dalam antropologi modern adalah holism, yakni pandangan bahwa
praktik-praktik social harus diteliti dalam konteks dan secara esensial dilihat
sebagai praktik yang berkaitan dengan yang lain.
- PENDEKATAN FEMINIS
- Pendekatan feminis dalam studi agama tidak lain
merupakan suatu transformasi kritis dari perspektif teoretis yang ada dengan
menggunakan gender sebagai kategori analisis utamanya. Tujuan utama
dari tugas feminis adalah mengidentifikasi sejauh mana terdapat
persesuaian antara pandangan feminis dan pandangan keagamaan terhadap
kedirian dan bagaimana menjalin interaksi yang paling menguntungkan
antara yang satu dengan yang lain.
- Ø Perkembangan historis pendekatan feminis è
berlawanan dengan kesalahpahaman yang telah popular, studi feminis
terhadap agama memiliki asal usul panjang dan menarik. Meletakkan
seorang perempuan atau sekelompok perempuan dalam suatu periode sejarah,
yang menentang pembatasan yang dikenakan oleh otoritas keagamaan kepada
mereka. Agama merupakan faktor yang kuat dalam membentuk dan
mengarahkan feminisme amerika. Ini disebabkan kuatnya hubungan ideologis
antara gerakan perempuan Keterlibatan feminis dengan agama diabad XIX
merupakan suatu yang rumit dan berbelit , namun mengilhami baik
tanggapan yang konservatif maupun radikal.
- PENDEKATAN FENOMENOLOGIS
Terminologi kunci yang
digunakan Waandenberg adalah empiris dan rasional. Empiris mengacu pada
pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian ilmiah sebagai suatu metode
diderivasikan dari ilmu-ilmu kealaman dan diterapkan kedalam ilmu social
sebagai pengujian terhadap struktur social dan perilaku manusia . rasional
mengacu pada penelitian perilaku manusia sesuai dengan premis-premis dan
penemuan pengetahuan ilmiah. Oleh karena itu irasional mengindikasikan
agama sebagai suatu fenomena yang tidak berjalan sesuai dengan
parameter-parameter tsb.
Tugas fenomenolog adalah
menunjukkan bahwa agama perlu dikaji secara serius dan memberi kontribusi
terhadap pemahaman kita tentang humanitas dengan cara yang positif. Hal ini
mengharuskan kita segera tanggap terhadap fakta bahwa studi agama tidak dapat
menjadi penelitian yang murni objektif tetapi harus mempertimbangkan
keterlibatan peneliti dalam subjek penelitian itu sendiri.
Pendekatan fenomenologi
mula-mula merupakan upaya membangun suatu metodelogi yang koheren bagi studi
agama. Sekarang kita dapat melihat perkembangan pendekatan ini dengan lebih
detil.
- PENDEKATAN SOSIOLOGIS
- Melihat segala sesuatu sebagai gejala kemasyarakatan.
- Cirri-ciri masyarakatè masyarakat itu manusia, manusia
melakukan perkawinan eksogami (lain darah) tidak melakukan perkawinan
minimal indogami. Larangan perkawinan eksogami/segaris keturunan.
- Ada 3 teori dalam ilmu sosiologiè interaksionism (
dikembangkan oleh max waber untuk mempelajari masyarakat satu persatu,
tapi dengan melihat pola interaksi-interaksi social antara
individu-individu interaksi social merupakan kunci sosiologi. è
emile durkhem ( untuk mempelajari masyarakat kita harus mempunyai
organ-organ. Harus melihat fakta-fakta social dan melihat fungsi-fungsi
social elemen-elemen yang ada didalam unsure tersebut. Terkadang digabungkan
antara fakta social dan fungsi social. è pola konsumsi oleh Anthony
giddens sangat cepat akan perubahan social.
- PENDEKATAN HERMENEUTIKA
- Adalah sebuah teknik gejala penafsiran melihat segala
objek kajian sebagai teks-teks dapat ditafsirkan., dengan ditafsirkan
dapat menciptakan diskos (wacana) .
- Karena adanya problem hermeneutika sumber-sumber
pengetahuan; è rasional (logika misalnya berhitung, kelemahan dalam
rasional ini adalah spesikulasi). è indra/empiris (melalui praktek atau
terbukti dilapangan) è intuism (perasaan /seni estetika, dalam studi
islam dibatasi berita yang benar. Misalnya wahyuèal qur’anè haditsè
makalahè fatwa.
- Teknik hermeneutika a). Author (pengarang yang
mempunyai konteks sendiri) b). teks (isi yang punya konteks sendiri) c).
audiens/reader (pembaca yang punya konteks sendiri). Suatu wacana muncul
tergantung eranya (pemikiran konteks pada saat era tersebut/konteks)
0 Response to "ANEKA PENDEKATAN STUDI AGAMA PENDEKATAN DALAM STUDI ISLAM"
Post a Comment