MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING DAN COOPERATIVE LEARNING

MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING
DAN COOPERATIVE LEARNING
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Model Pengajajaran
Kemahiran Berbahasa Arab
Dosen Pengampu Sigit Purnama, M.Pd., S.Pd.I.
 





Disusun Oleh :

Soni Agus Setiawan             11420098



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2013
Konsep Model Pembelajaran Active Learning

Konsep Model Pembelajaran Active Learning untuk PAI

1.       Pengertian Model Pembelajaran Active Learning
Dalam proses belajar mengajar diperlukan suatu model pembelajaran. Dimana dengan model pembelajaran tersebut siswa bisa lebih aktif di dalam kelas dan nantinya dapat meningkatkan kualitas belajar siswa. Seorang guru yang bertugas sebagai fasilitator harus pandai memilih model pembelajaran yang cocok dengan karakteristik siswanya.

Dalam Islam, proses pendidikan yang Islami secara tidak langsung telah diajarkan oleh Rasulullah sebagi suri tauladan bagi umatnya. Semua yang dilakukan oleh Nabi adalah contoh proses pendidikan Islam yang mengajarkan semua aspek kehidupan menuju kearah perbaikan hidup di dunia dan akhirat. Sedangkan tugas manusia adalah menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar dengan melalui proses pendidikan (Islam) sebab dalam kegiatan tersebut mengandung ajakan, perintah serata pemberian contoh yang dilakukan oleh seorang pendidik kepada peserta didik, baik dalm dunia pendidikan maupun dalam kehidupan sosial.

Sebagimana firman Allah dalam Qs. An-Nahl ayat: 125

Ayat tersebut memberikan pemahaman bahwa manusia diperintahkan untuk menyampaikan ajaran Islam melalui proses pendidikan dengan cara bi al- hikmah (kebaikan), yakni dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik. Jika tingkat kemampuan siswa tinggi maka metode yang digunakan lebih menggunakan pada akal atau penalaran. Apabila tingkat kemampuannya rendah maka metode yang digunakan adalah dengan maw’idhah (ceramah) dan apabila tingkat kemampuan siswa itu sedang maka dengan menggunakan metode almujadalah (berdiskusi / tanya jawab). Hal ini diharapkan agar dalam proses pembelajaran dapat lebih mudah difahami dan dimengerti oleh peserta didik sehingga dalam kegiatan pembalajaran dapat berjalan dengan optimal.
Pembelajaran aktif merupakan model pembelajaran yang lebih banyak melibatkan peserta didik dalam mengakses berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan kompetensinya. Selain itu, belajar aktif juga memungkinkan peserta didik dapat mengembangkan kemampuan analisis dan sintesis serta mampu merumuskan nilai-nilai baru yang diambil dari hasil analisis mereka sendiri.
Secara harfiah active learning maknanya adalah belajar aktif. Kebanyakan praktisi dan pengamat menyebutnya sebagai model learning by doing. Pendekatannya, memandang belajar sebagai proses membangun pemahaman lewat pengalaman dan informasi. Dengan pendekatan ini, persepsi, pengetahuan dan perasaan peserta didik yang unik ikut mempengaruhi proses pembelajaran.
Model pembelajaran active learning merupakan salah satu model dalam belajar mengajar yang bertujuan untuk meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan dengan memberdayakan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Sebagai mana yang dinyatakan oleh A. Fatah Yasin, bahwa pembelajaran aktif (active learning) adalah suatu proses pembelajaran dengan maksud untuk memberdayakan peserta didik agar belajar dengan menggunakan berbagai cara atau strategi secara aktif.
Dalam hal ini proses aktivitas pembelajaran didominasi oleh peserta didik dengan menggunakan otak untuk menemukan konsep dan memecahkan masalah yang sedang dipelajari, disamping itu juga untuk menyiapkan mental dan melatih keterampilan fisiknya. Hal senada juga diungkapkan oleh Melvin L. Silberman, menurutnya bahwa agar belajar menjadi aktif maka siswa harus menggunakan otak dengan cara mengkaji suatu gagasan, memecahkan masalah dan menerapkan apa yang mereka pelajari selain itu belajar aktif harus penuh semangat, bergerak leluasa dan berfikir keras (moving about and thinking aloud).
Cara memberdayakan peserta didik tidak hanya dengan menggunakan metode ceramah saja, sebagaimana yang selama ini digunakan oleh para pendidik (guru) dalam kegiatan belajar mengajar. Mendidik dengan ceramah selain akan menimbulkan rasa bosan, siswa akan sulit untuk berkonsentrasi lebih lama, hal ini berdasarkan hasil sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa dengan metode caramah siswa kurang menaruh perhatian selama 40% dari seluruh waktu pelajaran. Siswa dapat mengingat sebanyak 70 % dalam sepuluh menit pertama, sedangkan dalam sepuluh menit terakhir meraka hanya dapat mengingat 20 % materi pelajaran. Kenyataan ini sesuai dengan kata mutiara yang diberikan oleh seorang filosof dari Cina, Konfusius. Yang mengatakan bahwa” Apa yang saya dengar saya lupa, Apa yang saya lihat saya ingat, Apa yang saya lakukan saya paham.”
Agar proses pembelajaran aktif bisa berjalan dengan baik, maka seorang pendidik dituntut untuk menggunakan dan menguasai strategi pembelajaran aktif. Strategi pembelajaran aktif sangat diperlukan karena tiap peserta didik mempunyai cara belajar yang berbeda-beda selain itu penggunaan strategi pembelajaran aktif bagi pendidik akan sangat membantu atau memudahkan dalam mengajar.
Memang model pembelajaran active learning merupakan konsep yang sukar didefinisikan secara tegas, sebab semua cara belajar itu mengandung unsur keaktifan dari peserta didik, meskipun kadar keaktifannya berbeda. Keaktifan dapat muncul dalam berbagai bentuk sebagaimana yang telah dikemukakan di atas. Akan tetapi, kesemuanya itu harus dikembalikan kepada suatu karakteristik keaktifan yang mencerminkan dari active learning itu sendiri yaitu keterlibatan intelektual, emosional dalam kegiatan belajar-mengajar yang bersangkutan, asimilasi akomodasi kognitif dalam pencapaian pengetahuan, perbuatan serta pengalaman langsung terhadap baliknya (Feed Back) dalam pembentukan ketrampilan dan penghayatan serta internalisasi dan nilai-nilai dalam pembentukan sikap.
Bertitik tolak dari uraian di atas, maka diambil suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan model pembelajaran active learning adalah salah satu cara atau model pembelajaran yang menuntut keaktifan dan partisipasi peserta didik dalam setiap kegiatan belajar mengajar seoptimal mungkin, sehingga peserta didik mampu mengubah tingkah lakunya secara efektif dalam kehidupan sehari-hari.

2.       Ciri-Ciri Model Pembelajaran Active Learning
Ada beberapa ciri yang terdapat dalam proses belajar mengajar aktif antara lain:
1.     Situasi kelas yang merangsang siswa melakukan kegiatan belajar secara bebas, dan terkendali.
2.     Guru tidak mendominasi pembicaraan, tetapi lebih banyak memberikan rangsangan berpikir kepada siswa untuk memecahkan masalah.
3.     Situasi dan kondisi kelas tidak kaku terikat dengan susunan yang mati, tetapi sewaktu-waktu dapat diubah sesuai dengan kebutuhan siswa.
4.     Hubungan guru dengan siswa sifatnya mencerminkan hubungan manusiawi yang sifatnya membimbing.
5.     Kegiatan belajar siswa bervariasi
6.     Belajar tidak hanya dilihat atau diukur dari segi hasil yang dicapai siswa tetapi juga dilihat dan diukur dari segi proses belajar yang dilakukan oleh siswa.

Ciri-ciri di atas merupakan sebagian kecil dari hakikat belajar siswa aktif dalam praktek pengajaran. Untuk dapat mewujudkan ciri-ciri di atas perlu pemahaman dan pengaplikasian strategi mengajar yang baik.

3.       Langkah-Langkah Penerapan Model Pembelajaran Active Learning
Berikut adalah beberapa strategi pembelajaran aktif untuk pelajaran PAI yang dicocokkan dengan karakteristik PAI, peserta didik, guru dan media atau alat peraga yaitu:
  1. SEMUA ADALAH PENDIDIK ATAU GURU (EVERYONE IS TEACHER HERE)
Yaitu strategi yang digunakan oleh pendidik dengan maksud untuk mendapatkan partisipasi kelas secara keseluruhan dan secara individual dan juga untuk memberi kesempatan kepada sitiap siswa untuk berperan sebagai guru bagi kawan-kawannya. Dengan strategi ini, diharapkan agar siswa yang pasif dapat ikut terlibat dalam pembelajaran aktif.

Berikut langkah-langkah penerapanya:
a.       Bagikan secarik kertas pada seluruh siswa. Setiap siswa diminta untuk menuliskan satu pertanyaan tentang materi yang sedang dipelajari di kelas atau sebuah topik khusus yang akan didiskusikan di dalam kelas.
b.      Kumpulkan kertas, acak kertas tersebut kemudian bagikan kepada setiap siswa. Pastikan siswa tidak menerima tulisannya sendiri. Minta mereka membacakannya dalam hati serta mencari jawabannya.
c.       Minta siswa secara sukarela untuk membacakan pertanyaan tersebut dan menjawabnya.
d.      Setelah jawaban diberikan mintalah siswa lainnya untuk menambahkan dan lanjutkan sukarelawan berikutnya.

  1. MEMPRAKTIKAN MATERI YANG DIAJARKAN
URAIAN SINGKAT
Adakalanya sejumlah konsep atau prosedur masih belum bisa dipahami, betapapun gamblangnya penjelasan verbal atau visual yang anda berikan satu cara untuk membantu membangun gambaran tentang materi yang diajarkan adalah dengan meminta sejumlah siswa untuk mempraktikkan atau menerapkan prosedur yang anda jelaskan
Prosedur
  1. Pilihlah sebuah konsep ( atau sejumlah konsep terkait) atau prosedur yang bisa anda gambarkan dengan memperagakannya
  2. Beberapa contoh meliputi
·         Penyusunan kalimat
·         Menemukan persamaan
·         Sirkulasi jantung
·         Arsitektur gotik
  1. Gunakan salah satu dari beberapa metode berikut ini
·         Perintahkan beberapa siswa untuk maju ke depan kelas dan tugaskan mereka untuk menstimulasikan aspek fisik dari konsep atau prosedur yang tengah anda terangkan
·         Buatlah kartu besar yang mencantumkan bagian-bagian dari suatu prosedur atau konsep. Berikan kartu-kartu itu kepada sejumlah siswa yang memegang kartu tersebut sedemikian rupa agar kartu tersebut sedemikian rupa agar kartu itu berurutan dengan benar
·         Buatlah drama yang meminta siswa memperagakan materi yang anda ajarkan
·         Tunjukanlah beberapa siswa untuk mempraktikkan prosedur itu setahap demi setahap
·         Diskusi drama pembelajaran yang telah anda buat kemukakan inti pengajaran apapun yang ingin anda sampaikan.
Variasi
1.      Rekamlah sekelompok siswa yang memperagakan konsep atau prosedur tersebut menggunakan kamera video dan perlihatkan kepada seluruh siswa
2.      Perintahkan siswa untuk membuat tata cara memperagakan konsep atau prosedur tanpa arahan dari anda.
3.       
  1. DEBAT AKTIF (ACTIVE DEBATE)

Debat bisa menjadi satu metode berharga yang dapat mendorong pemikiran dan perenungan terutama kalau peserta didik diharapkan dapat mempertahankan pendapat yang bertentangan dengan keyakinan mereka sendiri. Strategi ini dapat diterapkan kalau guru hendak menyajikan topik yang menimbulkan pro kontra dalam mengungkapkan argumentasinya.
Banyak kecakapan hidup yang dapat dilatih dengan strategi ini antara lai kemampuan berkomunikasi dan mengkomunikasikan gagasannya kepada orang lain.

Adapun langkah-langkah penerapannya:
  1. Kembangkan sebuah pernyataan yang kontroversial yang berkaitan dengan materi perkuliahan
  2. Bagi kelas kedalam dua tim. Mintalah satu kelompok berperan sebagai pendukung”pro” dan kelompok lain menjadi penentang “kontra”.
  3. Minta setiap juru bicara masing-masing kelmpok untuk memaparkan argumantasinya.
  4. Setelah itu hentikan debat dan kembali ke kelompok. Setiap kelompok memilih jubirnya dan usahakan untuk bergantian.
  5. Lanjutkan kembali debat. Yang lain dapat memberikan catatan untuk mendukung argumantasi kelompoknya.
  6. Pada saat yang tepat akhiri debat, tidak perlu menentukan kelompok mana yang menang
Minta kepada peserta didik untuk mengidentifikasi argumen yang paling baik menurut mereka.
  1. STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS)
STAD merupakan tipe Pembelajaran kooperatif dikembangkan oleh Slavin. Tipe ini  didesain untuk memotivasi para siswa agar kembali antusias dan saling menolong untuk mengembangkan keterampilan yang diajarkan oleh guru”. Menurut Mohamad Nur pada model ini siswa dikelompokkan dalam tim dengan anggota empat siswa pada setiap tim. Dimana tim dibentuk secara heterogen. Model pembelajaran STAD lebih menekankan kepada pembentukan kelompok. menurut tingkat kinerja, jenis kelamin, dan suku. Kelompok yang dibentuk nantinya akan berdiskusi untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Oleh karena itu model pembelajaran STAD dapat membuat siswa untuk saling menolong dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang di hadapi.

            Selain itu juga Metode STAD juga merupakan salah satu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan teori Psikologi sosial. Dalam teori ini sinergi yang muncul dalam kerja kooperatif menghasilkan motivasi yang lebih daripada individualistik dalam lingkungan kompetitif. Kerja kooperatif meningkatkan perasaan positif satu dengan lainnya, mengurangi keterasingan dan kesendirian, membangun hubungan dan menyediakan pandangan positif terhadap orang lain. Model ini mempunyai beberapa kelebihan antara lain didasarkan pada prinsip bahwa para siswa bekerja bersama-sama dalam belajar dan bertanggung jawab terhadap belajar teman-temannya dalam tim dan juga dirinya sendiri, serta adanya penghargaan kelompok yang mampu mendorong para siswa untuk kompak, setiap siswa mendapat kesempatan yang sama untuk menunjang timnya mendapat nilai yang maksimum sehingga termotivasi untuk belajar.
Langkah-langkah Model Pembelajaran STAD.
  1. Membentuk kelompok yang anggotanya empat atau enam orang secara heterogen bisa menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dan sebagainya.
  2. Guru menyajikan pelajaran yang akan diajarkan.
  3. Guru memberi tugas pada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok.
  4. Guru memberi kuis/ pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.
  5. Memberi evaluasi.
  6. Kesimpulan.
Dalam referensi lain, angkah-langkah penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah:
  1. Guru menyampaikan materi pembelajaran atau permasalahan kepada siswa sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.
  2. Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individual sehingga akan diperoleh skor awal.
  3. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang, dan rendah). Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda tetapi tetap mementingkan kesetaraan jender.
  4. Bahan materi yang telah dipersiapkan didiskusikan dalam kelompok untuk mencapai kompetensi dasar. Pembelajaran kooperatif tipe STAD biasanya digunakan untuk penguatan pemahaman materi.
  5. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.
  6. Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individual.
  7. Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya (terkini).
      Pada model pembelajaran STAD, tim yang terbaik akan mendapatkan sebuah penghargaan. Menurut Mohamad Nur (2008: 5-6), penghargaan diberikan pada tim dengan kriteria tertentu. Kriteria itu dapat diambil dari skor tim, kekompakan tim dalam bekerja sama, saling membantu teman satu tim dalam mempelajari materi, dan saling memberi semangat kepada teman satu tim untuk melakukan yang terbaik. Mohamad Nur (2008: 6) juga menyatakan bahwa “ide utama di balik STAD adalah untuk memotivasi siswa saling memberi semangat dan membantu dalam menuntaskan keterampilan-keterampilan yang dipresentasikan guru”.
  1. CURAH PENDAPAT (BRAINSTORMING) DAN SELEKSI PENDAPAT (ELISITASI)
Yaitu strategi yang digunakan oleh pendidik dengan maksud meminta peserta didik untuk mencurahkan pendapatnya atau memunculkan ide atau gagasan secara lisan. Curah pendapat dapat menjadi pembuka dari sejumlah kegiatan. Kegiatan ini perlu dikendalikan oleh pendidik tetapi tidak membatasi semua gagasan atau pendapat yang muncul dari peserta didik, kemudian di Elistasi atau dipilih jawabannya yang dianggap benar dan cocok.
Adapun Langkah-langkah penerapanya:
a.      Mulailah dengan mengajukan suatu ide atau gagasan.
b.     Peserta didik diminta menuangkan pendapatnya dengan cara menuliskan beberapa kata atau kalimat penting di papan tulis.
c.      Setelah ditemikan jawaban dari semua siswa, kemudian siswa diminta untuk menentukan menakah gagasan yang disetujui.
d.     Pendidik sudah memiliki kata kunci jawabannya.
  1. DUA TINGGAL DUA TAMU (TWO STAY TWO STRAY).
o   Dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992).
o   Dapat digunakan bersama dengan Teknik Kepala Bernomor.
o   Bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan
o   usia anak didik.
o   Memberi  kesempatan kepada  kelompok untuk membagikan hasil  dan informasi dengan kelompok lain.
o   Banyak   kegiatan   belajar   mengajar   yang   diwarnai   dengan kegiatan-kegiatan individu.
o   Siswa bekerja sendiri  dan  tidak diperbolehkan melihat pekerjaan siswa yang lain. Ada hal kenyataan hidup di luar sekolah  kehidupan dan kerja saling bergantung satu dengan yang lainnya. Christophorus Columbus tidak   akan   menemukan   benua   Amerika   jika   tidak   tergerak   oleh penemuan  Galileo  Galilei  yang  menyatakan   bahwa   bumi   itu   bulat. Einstein pun mendasarkan teori pada teori Newton.
CARANYA:
1.      Siswa bekerja sama dengan kelompok berempat seperti biasa.
2.       Setelah   selesai,   2   orang   dari   masing-masing   kelompok   akan meninggalkan   kelompoknya   dan   masing-masing   bertamu   ke   dua kelompok.
3.      Dua orang yang  tinggal  dalam kelompok bertugas  membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka.
4.      Tamu   mohon   diri   dan   kembali   ke   kelompok   mereka   sendiri   dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.
5.      Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka.
  1. THE COMPANY YOU KEEP
Metode ini digunakan untuk membantu siswa sejak awal agar lebih mengenal satu sama lain aktivitas kelas bergerak dengan cepat dan amat menyenangkan.
Langkah – langkahnya adalah :
1.      buatlah datar kategori yang anda pikir mungkin tepat dalam sebuah kegiatan untuk lebih mengenal pelajaran yang anda ajar. Kategori-kategori tersebut meliputi :
a.       Bulan kelahiran
b.      Orang yang suka atau tidak suka suatu objek
c.       Kesukaan seseorang
d.      Tangan yang digunakan untuk menulis
e.       Warna sepatu
f.       Setuju atau tidak dengan beberapa pernyataan opini tentang sebuah isi hangat (misalnya “Jaminan pemeliharaan kesehatan hendaknya bersifat universal”)
Catatan: Kategori dapat pula dikaitkan langsung dengan materi pelajaran yang diajarkan
2.      Bersihkan ruang lantaiagar peserta didik dapat berkeliling dengan bebas
3.      Sebutkan sebuah kategori. Arahkan para peserta didik untuk menentukan secepat mungkin semua orang yang akan mereka kaitkan dengan kategori yang ada. Misal para penulis dengan tangan kanan dan penulis dengan tangan kiri akan terpisah menjadi dua bagian.
4.      Ketika para peserta didik telah membentuk kelompok-kelompok yang tepat, mintalah mereka berjabatan tangan dengan teman yang mereka jaga. Ajaklah semua untuk mengamati dengan tepat berapa banyak otang yang ada di dalam kelompok-kelompok yang berbeda.
5.      Lanjutkan segera pada kategori berikutnya. Jagalah peserta didik tetap bergerak dari kelompok ke kelompok ketika anda mengumumkan kategori-kategori baru.
6.      Kumpulkan kembali seluruh kelas. Diskusikan perbedaan peserta didik yang muncul dari latihan itu.
  1. JIGSAW
Jigsaw learning merupakan sebuah teknik yang dipakai secara luas yang memiliki kesamaan dengan teknik “ pertukaran kelompok (group to group exchange) dengan suatu perbedaan penting : setiap peserta didik mengajarkan sesuatu. Ini adalah alternative yang menarik, ketika ada materi yang dipelajari dapar disingkat atau dipotong dan disaat bagian yang harus diajarkan sebelum yang lain-lain. Setiap kali peserta didik mempelajari sesuatu yang dikombinasi dengan materi yang telah dipelajari oleh peserta didik lain, buatlah sebuah kumpulan pengetahuan yang bertalian atau keahlian.
  • Teknik mengajar   Jigsaw dikembangkan oleh Aronson  sebagai  metode Cooperative Learning. Teknik   ini   bisa   digunakan   dalarn   pengajaran   membaca,   menulis,mendengarkan, ataupun berbicara yang kemudian digabungkan menjadi satu.
  • Pendekatan   ini   bisa  pula  digunakan dalam  beberapa  mata  pelajaran, seperti   ilmu pengetahuan alam,   ilmu pengetahuan  sosial,  matematika, agama, dan bahasa.
  • Teknik ini cocok untuk semua kelas/tingkatan.
  • Dalam  teknik   ini,   guru  memperhatikan   skernata   atau   latar  belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna.
  • Selain  itu,  siswa bekerja dengan sesamna siswa dalam suasana  gotong - royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.
CARANYA:
  1. Kelas diatur kedalam sejumlah kelompok kira-kira tiap kelompok ada enam anggota.
  2. Tugas diberi kedalam jumlah bagian yang sama dengan topik yang berbeda-beda.
  3. Di dalam tiap kelompok, setiap siswa meneliti satu dari pertanyaan yang berbeda-beda itu.
  4. Kelompok menugaskan tugas khusus untuk anggota-anggota kelompok pangkalan atau membiarkan kelompok berunding diantara mereka mengenai siapa yang akan melakukan apa.
  5. Apa hasil kesimpulan dari masing-masing topik bacaan tersebut, setelah selesai meneliti dan membacanya. Kemudian peserta didik disuruh menguraikan atau membacakan.

Selain dari langkah di atas ada juga langkah yang lain untuk melakukan Jigsaw yaitu :
  1. Pengajar membagi bahan pelajaran yang akan diberikan menjadi empat bagian.
  2. Sebelum bahan pelajaran diberikan,  pengajar  memberikan pengenalan mengenai topik yang akan dibahas dalam bahan pelajaran untuk hari itu. Pengajar bisa menuliskan topik di papan tulis dan menanyakan apa yang siswa   ketahui  mengenai   topik   tersebut.   Kegiatan   brainstorming   ini  dimaksudkan untuk mengaktifkan skemata siswa agar lebih siap menghadapi bahan pelajaran yang baru.
  3. Siswa dibagi dalam kelompok berempat.
  4. Bagian   pertama   bahan   diberikan   kepada   siswa   yeang   pertama. Sedangkan siswa yang kedua menerima bagian yang kedua.  Demikian seterusnya.
  5. Kemudian,   siswa   disuruh   membaca/mengerjakan   bagian  mereka masing-masing.
  6. Setelah   selesai,   siswa   saling   berbagi   mengenai   bagian   yang dibaca/dikerjakan masing-masing. Dalarn kegiatan ini, siswa bisa saling melengkapi dan berinteraksi antara satu dengan yang lainnya.
  7. Khusus   untuk   kegiatan  membaca,   kemudian   pengajar   membagikan bagian  cerita   yang  belum  terbaca   kepada  masingmasing   siswa.   Siswa membaca bagian tersebut.
  8. Kegiatan  ini  bisa diakhiri  dengan diskusi  mengenai   topik dalam bahan pelajaran hari itu. Diskusi bisa dilakukan antara ,,,pasangan atau dengan seluruh kelas.
Variasi:
Jika   tugas   yang   dikerjakan   cukup   sulit,   siswa   bisa  membentuk Kelompok   Para   Ahli.   Siswa   berkumpul   dengan   siswa   lain   yang mendapatkan bagian yang sama dari keliompok lain. Mereka   bekerja sama mempelajari/mengerjakan   bagian   tersebut.   Kemudian,   masing-masing siswa kembali  ke kelompoknya  sendiri  dan membagikan apa yang  telah dipelajarinya kepada rekan-rekan dalam kelompoknya.
Sonie Elbalarjani Muta'alim, Mahasiswa, Santri

0 Response to "MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING DAN COOPERATIVE LEARNING"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel