LAPORAN HASIL WAWANCARA
Thursday, August 27, 2015
Add Comment
TUGAS III
LAPORAN HASIL WAWANCARA
Tema : Model Pembinaan Anak Jalanan Di
Yogyakarta
Narasumber : Mas Ubeed (Mahasiswa UIN SUKA yang
berkecimpung di dunia sosial)
Tempat : Kampus UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
Hari/Tanggal : Selasa, 18 Juni 2013
Pukul : 17.00 s/d 18.00 WIB
A. Pemilihan Tema
Pembinaan mulai dari dini bagi sorang
anak adalah hal yang sangat penting bagi kita sebagai praktisi pendidikan,
khusnya di lingkungan keluarga, karena anak adalah penerus dan pemimpin negara
ini dikemudian hari, kalaw hari ini anak-anak dididik dengan benar baik di
lingkungan sekolah maupun dilingkungan keluarga maka akan menciptakan generasi
penerus yang baik, namun sebaliknya jika hari ini pendidikan dan pembinaan
tidak bagus dan sarat akan ketidak pedulian terhadapan generasi muda, maka
suatu saat negara ini akan hancur lantaran tidak adanya generasi penerus yang
akan memimpin negera ini.
Sebagai akademisi, saya merasa anak
jalanan adalah salah satu contoh dari ketidak pedulian keluarga, pemerintah dan
masyarakat terhadapa masa depan anak-anak mereka. Perlu adanya tindakan positif
bagi kalangan akademisi untuk meminimalisir terjadinya fenomena anak jalanan
ini. Menurut saya salah satu faktor yang
paling dominan dalam membina dan mendidik anak adalah dengan ilmu pengetahuan
dan pendidikan yang benar, namun faktanya anak jalanan mayoritas tidak
berpendidikan, tidak sekolah dan rentang dekat dengan merokok bahkan narkoba
padahal mereka sebagian besar adalah masih anak-anak. Oleh sebab itu perlu
adanya tindakan dari kita sebagai akademisi untuk memberikan pelatihan
keterampilan dan pendidikan sebagai bekal mereka dikemudian hari.
Sampai saat ini, kabar baik masih menyertai kita, karena masih
banyak kita temukan teman-teman mahasiswa/i yang masih peduli dengan anak jalanan.
Sehingga mereka terus merenopasi dan mengembang model-model pendidikan di
kalangan anak jalanan. Dari itu saya mengangap sangat perlu untuk kita bahas
bersama, sebenarnya model apa yang mereka terapkan dalam membina dan mendidik
anak jalanan selama ini. Sehingga saya mengajukan tema penelitian saya kali ini
adalah “Model Pembinaan Anak Jalanan Di Yogyakarta”.
B. Transkip Wawancara
Berikut wawancara yang saya lakukan
dengan salah satu pembina dan pengajar disebuah rumah singgah anak jalanan yang
ada di yogyakarta :
S : Assalamu’alaikum!..
O : Wa’alaikum salam!..
S : Dengan siapa ini mas?
O : Dengan mas ubeed. I
S : Mas ubeed masih kuliah di uin?
O : Iya, kuliah semestr 4 jurusan PMI
fakultas dakwah.
S : Okey langsung saja mas, saya dari
fakultas tarbiyah jurusan PBA, kemarin saya dengar bahwa mas nya salah satu
pembina di rumah singgah anak jalanan yang ada di jogjakartaa benerkan mas?
O : Oyo, sebenarnya saya punya rasa kepedulian
sesama jadi ikut saling membantulah.
S : Jadi langsung saja ni mas, saya ada beberapa
pertanyan ni mas, kira2 jumlah anak jalanan yang dibina di rumah singgah anda
berapa?
O : Sebenarnya kita punya dua tempat,
yang pertama didaerah tegal mojo itu didekat sebelum lampu merah monjali, kalwa
disana tu sekitar 22 anak, kebanyakan cewek cowok sekitar 10an , meraka itu klw
sekolah kelas 1 dan 2 SD, yang paling tua itu ada beberapa anak kelas 4 - 5 SD. kalau dibailang anak jalanan bukan
juga, karena merka masih punya orang tua tetapi membantu melalui memulung.
Trus
yang kedua didaerah badran disikataran samsat badaran sana data yang kita
miliki sekitar 50an anak tetapi kekurangnya adalah ketika kita melakukan kelas
itu tidak semunya bisa datang kita juga melihat kondisi beberapa anak yang
kumpul anak kita bina mereka kita juga mencari mereka ditempat mereka yang
kadang-kadang masih mengamen.
S : Kira-kira faktor apa yang membuat
anak memutuskan menjadi ak jalanan?
O : Kalaw ditegal mojo itu karena faktor
ekonomi jadi mereka membantu orang tuanya dengan cara memulung kalaw di badran mereka itu mayoritas berasal
dari luar jogja jadi buka asli jogja
mereka itu pendatang jadi ada dari solo, mereka tu tidak tau dengan
kelurga mereka istilahnya tu mereka kabur dari rumah menjadi anak jalanan. Ada
di mangkubumi kemudian daerah malioboro
biasanya mereka kumpul dan cari uang disitu.
S : Kira-kira siapa saja yang pendorong
anak menjadi anak jalanan pada anak binaan anda?
O : Kalaw yang keluarga mungkin salah
satu faktor kurang harmonisnya keluarga terkadang itu memicu anak depresi
memikir kelurga padahal mereka belum waktunya tapi karena tekanan mental di
dalam kelurga sendiri otomatis rasa jenus itu muncul di dalam hatinya.
Kemudia
himpitan ekonomi, kita tau anak muda masih ababil jadikan pengen Hplah dari
orang tua mereka sendiri dari itu mereka kabur itu motifnya.
S : Permasalahan dasar apa yang
melingkupi anak jalanan binaan anda?
O : Kalaw menurut saya itu budaya
kesehatan mas, dalam perasaan saya itu meris tentang kesahatan mereka,
seharusnya mereka itu mendapatkan gizi yang cukup, uang yang dihasilkan mereka
itu untuk membeli rokok kalaw saya lihat di daerah lain kayak di Jakarta
biasanya itu mereka mengelem (menghirup) tapi klw didaerah kogja gak terlalu
banyak.
S : Pernahkah anda melakukan sharring
pendapat dengan anak binaan anda?
O : Kalau shering kita punya dua, kalau
dipengajar kita buat kelompok besar, yang pertama kita bina usia mereka yang
masih kayak sd masih kecil-kecil itu kita kasih motivasi buat dia kita ajarin nulis, nyanyi .
Ada
juga mas kalaw dengan anak yang sudah gede kayak usia SMP kita tidak kasih
motivasi lagi melainkan shering gimana keadaanmu sekarang, karena kalau mereka
di kasih motivasi justru mereka membrontak.
S : Pernahkah anda menggali kebutuhan
anaka binaan anada?
O : Ya pernah sih kadang-kadang pengenmu
tu apa sih? pengen rekreasilah, pengen kumpul keluarga.
S : Pernahkah anda mendengarkan anak
jalanan yang mengutarakan kebutuhan dan keinginana kepada masnya bahkan
tuntutan?
O : Kalaw sekarang belum ada, karena
mereka kayak punya dunia sendiri jadi saya punya uang itu hanya untuk makan itu
kebutuhan dasar mereka.
S : Pernahkah anda mendengarkan anak
jalanan mengutarakan keinginannya baik?
O : Mereka tu sebenarnya pengen, ada
beberapa anak mereka itu pengen kembali maksudnya kembali kekotanya membantu
orang tua cuma karena lagi-lagi orang tuanya kurang baik jadi harapan untuk kembali pulang itu hilang
dengan sendiri.
S : Alasan apa anak jalanan tersebut
merubah diri, maksudnya dari mereka yang punya banyak cita-cita akhirnya tidak
punya cita-cita lagi?
O : Karena mereka meresa sudah mempunyai
dunia sendiri dan punya prediksi masa depan sendiri.
S : Adakah peranan orang tua menyebabkan
anak turun ke jalan?
O : Saya kira orang tua dan kelurga,dan
lingkungan dalam sektor kelurga saja, karena kalaw teman pergaulan gak terlalu
mas.
S : Apa alasan anda menentukan kegiatan
ini?
O : Karena bigron saya anak pondokan dan
jurusan saya itu IPA tapi ketika di perguruan tinggi saya kok diterimanya di
bidang IPS jadi api yang saya dapat jadi saya miliki tidak terbuang sia-sia.
saya sercing di google tentang anak jalanan karena saya memang udah pengen
dibidang itu. apa lagi ketika istri paman saya meninggal, jadi saya mikir gini,
ponakan saya itu tidak punya ibu, mereka saja yang masih punya ayah, nenek,
masih juga butuh kasih-sayang dari orang tua, makanya saya pengen mengajar anak
jalanan karena dalam pikirannya saya, saya merasa kasian seperti dengan
keponakannya
S : Apa program yang mas lakukakan?
O : Salah satunya program yang kita
lakukan adalah piket (piknik education) setiap 6 bulan sekali kita ngajak anak
jalanan bertamasya kita ajak ke taman pintar dan sekitar awal bula juli besok
kita akan mengadakan piket kekaliurang, trus kita juga punya kegiatan yang
namanya pak sutris (paket susu gratis) susunya sekitar 50an.
S : Kira-kira respon anak jalanan binaan
anda saat diberika pembinaan bagaimana mas?
O : Meresa tertolong, meresa bahagai,
dan senyum dari mereka adalah kado terindah bagi kami
S : Kira-kira model pembinaan anak
jalanan anda bagaimana?
O : Kita punya agenda dalam satu minggu
ada tiga tempat, yaitu hari rabu di daerah tegal merjo kemudian hari kamis
didaerah badran untuk bagi paket susu gratis itu, 2 tempat pertama minggu
pertama biasanya kita kasih dokter pintar. Terus minggu kedua biasanya kita
kasih sains. Terus yang katiga KALISTUNG (baca tulis menghitung) kita ajarai
menghitung menulis dan minggu keempat kita ada reviu semuanya dengan ujian.
S : Sejauh mana model pembinaan
pembinaan anak jalanan yang diterapkan di rumah singgah anda dapat dikatakan
berhasil tepat sasaran?
O : Kalaw didaerah Tegal Mojo, kalaw
bisa menjawab itu kita kasih bintang dan setiap bulan yang banyak bintang kita
kasih hadiah, dan saya rasa itu berhasil ada dampak positifnya
S : Pendekatan apa yang diterapkan saat
anda melakukan adapatasi?
O : Yang pertama pengajaran, seumpama
mas riki pengen ikut, yaudah saya langsung kenalkan ini mas riki ya?.... lalu
saya suruh mas riki untuk mengamati dan sebelum berakhir saya akan tanya lagi
ayo ini mas siapa?.. tapi cenderung butuh prose waktu yang lama tiga samapai
empat pertemuan sampai mereka bisa menerima mas riki dalam arti bisa mengajar
meraka, jadi pendekatannaya lebihke perorang satau-satu.
S : Apakah program / kegiatan dirumah
singgah anada mengacu pada standar layanan dariu dinas sosial?
O : Kalaw sebenarnya sih program dasar
kayak Sains, terus KALISTUNG dan juga Dokter Pintar dalam pengajaran sama
halnya dengan SSC (save street chil) lainnya.
S : Kenapa tidak mengacu ke standar
pemerintah mas?
O : Karena komunitas yang kita dirikan itu
berdiri sendiri dan bener-bener kesadaran dan kita dirikan itu dengan uang kita
sendiri bukan dari pemerintah.
S : Apa program unggulan yang anda pada
rumah singgah masnya?
O : Pak
sutris itu, meskipun orang yang pengen peduli tapi gak puya waktu untuk
mengajar atau malas itu mereka bisa ke paksutris.
S : Apa yang menjadi kesulitan anda
dalam menentukan sebuah program?
O : Kesulitannya itu ketika kita shering
dan ada dari mereka yang tidak datang tapi dalam hal finishing "kok
programnya baru, kok ga ada sosialisasi" jadi kurang sosialisasi dan juga
pengajar butuh adaptasi juga dengan program baru.
S : Menurut mas, faktor apa yang sangat
mendukung keberhasilan penangan masalah anak jalanan?
O : Menurut saya sih para sukarelawan,
para pengurus, dan para pengajar itu harus bener-bener sepenuh hati membantu
anak jalanan.
S : Dalam upaya pembinaan terhadap anak
jalanan, apakah memerlukan dukungan dari masyarakat sekitar, instansi terkait,
dunia usaha, pers dll?
O : Sebenaranya butuh banget mas, saya
pengen tu kita bangun lagi pendataan anak perwilayah supaya ketika kitan minta
donasi-danasi instansi pemerintah kita
ada data.
S : Kira-kira menerut mas, bagaimana strategi
penangan masalah anak jalan?
O : Kalaw yang pertama itu dari faktor
keluarga dulu mas, jadi saya harap orang yang sudah berkelurga itu harus
bener-bener harmonis biar keharmonisannnya akan berdampak pada anaknya juga
mas, klw orang tua bertengkar setiap hari maka otomatis dampak psikologis
terhadapa nak juga ada mas. terus yang kedua dinas sosial itu harus memberikan
pusat pelatihan ditempat mereka sendiri, bukan malah ditangkap sehingga mereka
lebih terbuka dan tidak terpaksa.
S : okey terimaksih mas sudah meluangkan
waktunya dan membantu tugas penelitian saya kalw ketemu saling tegus saja mas.
O : oaya sama-sama mas
C. Kesimpulan
Setelah saya mewawancarai narasumber,
ternyata model pembinaan dan pendidikan yang diterapkan dirumah singgah anak
jalanan di wilayah Yogyakarta adalah berupa pendekatan secara personal dari
para pembina dan pendidik itu sendiri kepada anak jalanan, selain itu ada 3
program pendukung yang dilakukan oleh para pembina dan pendidik yaitu Dokter
Pintar, Pak Sutris, dan KALISTUNG (baca tulis hitung).
Dari hasil wawancara ini, saya bisa
simpulkan bahwa peranan akademisi dalam memberikan pendidikan dan pelatihan
terhadap anak jalanan sangtlah penting sebagai upaya menciptakan generasi
penerus yang baik. Saya menganggap, model yang diterapkan selama proses
pembinaan dan pendidikan untuk anak jalanan yang ada diwilayah Yogyakarta
sangat efektif, terbukti dengan pengakuan anak jalanan yang ada di yogyakarta
bahwa mereka merasa tertolong, meresa bahagai atas keberadaan para pembina dan
pendidik.
FOTO-FOTO
WAWANCARA
0 Response to "LAPORAN HASIL WAWANCARA"
Post a Comment